Rich or Not??

Ams.23 : 4 “Janganlah bersusah payah untuk menjadi kaya, tinggalkan niatmu ini
Warna gaya dunia sudah semakin materialistis. Semarak pesona tawaran dunia yang semakin menggiurkan. Apalagi tujuan hidup manusia atau cita-cita manusia adalah umumnya ingin sukses karir atau sukses bisnis sehingga mencapai kekayaan berlimpah yang sesuai keinginan hati. Manusia sekarang ini hanyut atau tenggelam berburu uang untuk mempertahankan atau meningkatkan kehidupan jasmaninya. Manusia sekarang ini seperti orang-orang di zaman Lot, mereka hanyut dengan makan-minum, membeli-menjual dan menanam-membangun (Luk.17:28). Mungkin kita bertanya “Loh kenapa Tuhan membinasakan orang-orang di zaman Lot? Padahal makan-minum kan hal yang wajar, membeli-menjual kan hal yang wajar, menanam-membangun kan hal yang wajar?? Itu kan bukan seperti dosa membunuh, mencuri kan??”. Memang itu hal yang wajar, tapi mereka terlalu melebih-lebihkan, memberhalakan perkara dunia tersebut, mereka lupa tujuan hidup anak Tuhan yang sesungguhnya sehingga mata hati mereka buta, tidak mengutamakan kebenaran Tuhan (tidak berburu harta sorgawi). Kalau orang buta rohani akan mudah di seret oleh iblis. Akibatnya warna hati, pola pikir dan watak mereka begitu duniawi/ gelap dan materialistis (tidak berwarna kebenaran Firman). Ingat bahwa kita dipanggil Tuhan bukan untuk menjadi orang yang berhasil seperti konsep keberhasilan dunia/manusia umumnya. Kita dipanggil untuk hidup secara luar biasa sebagai anak-anak Allah yang pikirannya tertuju kepada perkara-perkara sorgawi, sebab dimana hartamu berada maka disitu hatimu berada (Luk.12:34). Prioritaskan kebenaran Tuhan dalam segala keputusan hidup, dalam perkara kecil (perkara dunia), dalam perkara besar (perkara rohani) dan jangan kompromi apapun resikonya.
Kita jangan melebih-lebihkan atau memberhalakan atau diperalat oleh perkara kecil sehingga tanpa sadar kita mengenyampingkan kebenaran Tuhan. Akibatnya : warna hati, pola pikir dan watak kita akan semakin duniawi dan materialistis (tidak berwarna kebenaran Firman/ tidak segambar dengan pribadi Yesus). Ingat Efesus 5:5 bahwa penyembah-penyembah berhala tidak mendapat bagian didalam kerajaan Sorga. Ada kebenaran firman yang sudah dilupakan oleh manusia bahwa kodrat sifat duniawi/ kedagingan (warisan Adam) masih menjalar/mengakar dalam pribadi manusia sehingga daging manusia sangat lemah (impoten, weak, Mat.26:41; 1 Pet.1:18). Apa buktinya?? Apa diantara kita pernah tidak berbuat dosa dalam 1 hari?? Tidak bukan! Karena manusia masih hidup di dalam daging yang mengandung kodrat dosa maka manusia mudah/ rentan untuk terjebak/ terjerat/ terseret dalam tipu daya kekayaan dunia dan mudah terjatuh dalam pencobaan (cinta uang, budak kesombongan, materialistis, budak kekuatiran, dll). Mereka yang terjebak artinya masih hidup dalam roh perbudakan (bebas dari kebenaran Tuhan). Harta kekayaan dunia bisa sebagai ranjau iblis yang sangat jitu untuk menyita iman dan membutakan mata rohani umat manusia di bumi ini (Luk.4:6).
Harta dunia adalah harta fana, mamon tidak jujur dan bukan harta yang sesungguhnya (Luk.16:11). Orang yang ingin kaya dunia adalah orang yang ingin kaya dihadapan dunia/ manusia. Ciri-ciri pribadinya : hati, pola pikir dan karakternya makin berwarna duniawi/ materialistis/ tidak berwarna kebenaran Tuhan walau beragama. Ingat bahwa pribadi manusia adalah kekal yang akan mendiami kerajaan kekal. Kriteria orang dapat dijuluki “orang kaya dunia” adalah orang yang memiliki harta dunia yang menumpuk/ ditimbun. Bagaimana bisa disebut “orang kaya dunia” kalau tidak punya harta dunia yang ditimbun. Padahal Alkitab melarang keras orang Kristen yang menumpuk harta dunia (Mat.6:19-20). Sebab orang yang ingin kaya dunia akan terjebak dalam dosa materialistis (dosa cinta uang) dan terjebak dalam kesibukkan memburu uang (Baca 1 Tim.6:9-10). Tuhan tidak pernah perintahkan manusia untuk bekerja/ berbisnis supaya menjadi kaya sementara orang yang butuh kita biarkan dan roda keuangan Gereja terseok-seok.
Harta sorgawi adalah harta kekal, harta yang sesungguhnya (sejati) yaitu Tuhan Yesus, pribadi Yesus, kebenaran firman, damai sejahtera dan sukacita sorgawi yang terpancar lewat hati, pola pikir dan karakter kita sehari-hari dimana saja dan kapan saja (Rom.8:29 ; Ef. 4:21-24). Inilah inti hidup kekristenan (ukuran kedewasaan rohani), bukan terletak kepada jabatan dalam Gereja/ organisasi Kristen atau padatnya jadwal pelayanan di Gereja atau manifestasi karunia mujizat, dll (Baca Mat. 7:21-23). Orang yang ingin kaya rohani adalah orang yang ingin kaya dihadapan Tuhan (bukan dihadapan dunia/ manusia), baca Luk. 12:21. Ditegaskan oleh Yesus dalam Mat. 5:3 “Berbahagialah orang yang miskin dihadapan Tuhan…” Teks Inggris “Blessed are the poor in spirit…” (miskin rohani). Tuhan Yesus mengatakan mereka berbahagia karena ternyata mereka sadar bahwa mereka masih miskin dihadapan Tuhan (miskin rohani/ masih duniawi) artinya mereka sadar bahwa hati, pola pikir dan karakter mereka masih duniawi (manusia lama) yang harus terus-menerus dibaharui supaya kembali kepada gambaran kebenaran/ pribadi Yesus/ Citra Ilahi). Mari kita kembali melihat sejarah kejatuhan Adam. Sebelum Adam jatuh kedalam dosa, pribadi manusia masih segambar dengan Citra Ilahi. Tetapi setelah Adam jatuh dalam dosa (kegelapan) maka citra manusia & keturunannya sudah berantakan/ rusak/ mengandung/ tercemar kodrat dosa/ mati rohani (tidak segambar dengan Citra Ilahi). Sehingga manusia berdosa itu dilempar Tuhan ke dalam dunia fana untuk diberikan kesempatan kepada manusia menerima Anugerah karya salib Kristus sebagai penebusan dosa dan keselamatan manusia dalam rangka pembaharuan dan menata ulang citra/ pribadi manusia yang masih duniawi/ rusak (masih melekat pada pohon biologis Adam) untuk diproses tahap demi tahap dicangkok ke Pohon Anggur Yang Benar (Kebenaran/ pribadi Yesus Kristus) dengan bantuan siraman Roh Kudus sehingga menghasilkan buah pribadi Kristus sebagai ganti manusia duniawi/ manusia lama kita melalui proses seumur hidup (tidak bisa instant). Oleh karena adanya kesadaran akan kemiskinan rohani maka kita harus berjuang hidup ingin kaya dihadapan Tuhan (berkenan di hadapanNya, berbuah/ dewasa rohani/ pemulihan kemiskinan rohani), bukan berjuang hidup ingin kaya di hadapan dunia. Kalau ada orang kristen tidak hidup dengan filosofi hidup seperti ini maka percuma kekristenan dan pelayanannya di gereja (Baca Mat.7:21-23) karena dia di tolak Tuhan akhirnya. Orang yang selalu haus dan lapar akan kebenaran Tuhan maka dia semakin puas akan hal-hal dunia (Mat.5:6). Alkitab berkata kita jangan hanya makan bubur (pelajaran dasar) untuk bayi rohani saja tetapi harus beralih makan makanan keras (pelajaran dewasa) untuk pendewasaan rohani kita.